Rabu, 17 Juli 2019

17 Juli-ku (2)

Padahal perjalanan itu hanya tinggal menunggumu untuk berhenti tepat dihadapan ayahku. Bola itu sudah rapuh sekarang, dan sudah pasti tak terlihat seperti baru lagi. Luka itu masih terlihat meski seperti bayangan. Langit malam dan siang sekarang tak bisa dibedakan lagi. Sepi adalah kelemahanku mengingat semua itu. Tapi, aku tak boleh membenci semua itu. Karna SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH kelak akan mendampingi kisah hidupku.😊 


(Dear 17 Juli-ku)

Selasa, 16 Juli 2019

17 Juli-ku

(1 tahun)

Hari itu malam itu 20.00 tak bisa ku terima keadaan.
Ketika perjalanan panjang sudah ditempuh dengan jarak yang sudah tak terhitung, rintangan berat dan ringan sudah tak bisa dibedakan, ternyata terhenti seketika bagai perjuangan tiada arti.

Hai 17 Juli