Ma...
Aku sadar, sampai kapan pun aku tak akan pernah bisa menjadi sepertimu dan apa yang kau inginkan. Tapi aku akan terus berusaha membahagiakanmu dengan caraku.
Ma...
Aku beruntung dan bersyukur terlahir dari rahim seorang wanita hebat sepertimu. Kaulah madrasah pertamaku sampai kapanpun itu. Didikanmu yang tidak jauh beda dengan bapak yang sama kerasnya, dari huruf A hingga berbentuk kalimat panjang, dari huruf Alief hingga surat Al-Baqarah, semua itu aku paham hingga sekarang karna didikan mama dan bapak.
Maafkan aku yang selama ini masih mengekang kata-katamu, maafkan aku yang karna kekanak-kanakanku pikiranmu terganggu karna itu, diusiaku sekarang sekarang kau selalu berpesan kepadaku untuk kuatkan sholat dan do'aku, dan setiap kali kita telponan dirimu selalu bilang mintalah jodoh yang sholih, "karna do'a-do'amu sekarang akan menjadi tabunganmu kelak", kau tak pernah lepas berpesan seperti itu.
Ma...
Aku selalu pesimis, dengan kondisiku yang jauh dari kata sempurna bahkan banyak sekali kurangku, aku tak pernah yakin akan ada lelaki sholih yang ingin mendekatiku :'(
Maafkan aku ma..
Ma.. Pak..
Janganlah cepat menua, tunggulah aku sukses biarlah aku yang menemani masa-masa tuamu :'(
Terimakasih Ma.. Pak..
Tentang kalian tak akan pernah cukup ku tulis ke dalam beribu lembar kertas.